Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka (Bag. 1)


G. Pintu-Pintu Masuk Neraka

Untuk mengetahui apakah neraka itu mempunyai pintu? Dan berapa banyak jumlah pintu neraka itu, maka perhatikan firman Allah SWT dalam ayat berkut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan sesungguhnya Jahannam itu adalah tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44)

Dari ayat tersebut jelaslah bagi kita bahwa pintu neraka itu ada tujuh macam, dan setiap pintu telah ditetapkan untuk dilalui golongan-golongan tertentu dari penduduk neraka.

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa pada setiap pintu dan tujuh pintu neraka itu telah ditetapkan bagi orang-orang yang mengikuti iblis, dan mereka pasti akan masuk neraka melalui pintu yang telah ditetapkan baginya itu. Masing-masing dari mereka akan masuk melalui pintu sesuai dengan kejahatannya dan menetap dalam neraka sesuai dengan dosa yang telah diperbuat ketika di dunia.

Dalam kaitannya dengan pintu-pintu neraka itu, Nabi SAW pernah bertanya kepada Malaikat Jibril: “Ya Jibril, apakah pintu-pintu neraka itu sama seperti pintu kami di dunia ini?” Malaikat Jibril menjawab: “Tidak, tetapi pintu neraka itu terbuka ke bawah, sebagian berada di bawah sebagian yang lain. Antara satu pintu ke pintu yang lain berjarak selama perjalanan 700 tahun. Dari satu pintu ke pintu yang lain perbandingan panasnya mencapai 70 kali lipat.

Rasulullah SAW bertanya lagi kepada Malakat Jibril: “Siapakah orang–orang yang akan menjadi penghuni neraka dengan melalui pintu-pintu itu?” Malaikat Jibril menjawab: “Pintu yang paling bawah (merupakan pintu untuk memasuki neraka yang paling dalam dan paling keras siksanya), di dalamnyamenjadi tempat bagi orang-orang munafik, orang-orang kafir dan golongan Fir’aun. Pintu ini bernama pintu Hawiyah. Kedua, bernama pintu Jahiim, pintu yang diperuntukkan bagi orang-orang musyrik, dalamnya menjadi tempat bagi orang-orang musyrik. Ketiga, bermana pintu Saqar, pintu masuk bagi kaum Shabi’un, para penyembah berhala, bintang-bintang dan sebagainya, yang sekaligus di dalamnya menjadi tempat mereka.

Pintu keempat, bernama pintu Lazha, pintu masuk bagi iblis dan pengikutnya dan orang-orang Majusi, di dalamnya sekaligus merupakan tempat mereka. Kelima, bernama pintu Huthamah, pintu masuk bagi orang-orang Yahudi, dan di dalamnya merupakan neraka yang menjadi tempat bagi mereka. Keenam, bernama pintu Syai’ir, merupakan pintu masuk bagi kaum Nasrani, di dalamnya sekaligus menjadi tempat mereka. Pintu ketujuh, di dalamnya ditempati oleh orang-orang yang berbuat dosa besar dari ummatmu (Muhammad) yang sampai mati mereka belum bertobat.”

Setelah Malaikat Jibril menjelaskan pintu neraka yang keenam, ia diam tidak melanjutkannya, hingga beliau bertanya kepadanya: “Ya Jibril, mengapa engkau tidak tiidak segera melanjutkan kabar tentang pintu neraka yang tujuh.” Jibril menjawab: “Ya Muhammad, apakah engkau juga ingin aku menjelaskan mengenai pintu yang ketujuh.” Beliau menjawab: “Ya.” Lalu Jibril melanjutkan penjelasannya; “Ya Muhammad, pintu neraka yang ketujuh itu, merupakan pintu masuk bagi ummatmu yang ahli melakukan dosa besar, sampai mati ia belum bertobat.”

Mendengar jawaban itu Nabi SAW sangat terkejut, hingga pingsan. Setelah sadar belaiu berkata: “Musibah ini begitu besar, dan sangat mengkhawatirkanku, apakah ada di antara umatku yang masuk ke dalam neraka?” Jibril menjawab: “Ya, mereka yang ahli melakukan dosa besar dari umatmu akan masuk ke dalam neraka.”

Mendengar jawaban itu Rasulullah SAW menangis lagi, kemudian Jibril pun ikut menangis bersama beliau. Melihat Jibril ikut menangis Nabi SAW bertanya kepadanya: “Mengapa Anda ikut menangis hai Ruhul Amin (Jibril)?” Malaikat Jibril menjawab: “Saya menjadi takut mendapatkan musibah seperti yang ditimpakan kepada Harut Marut. Itulah yang membuat aku menangis.” Lalu Allah memberikan wahyu kepada keduanya: “Ya Jibril, ya Muhammad, Aku telah menjauhkan kalian berdua dari neraka, tetapi (mengapa) kalian belum merasa aman daripadanya.” Demikian, sebagaimana yang dilansir Abdurrahman bin Ahmad Al-Qadhi, di dalam kitab Daqaiqul Akhbar.

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa ia berkata: “Sesungguhnya pntu-pintu Jahannam itu berlapis-lapis, sebagiannya di atas bagian yang lain.” Dan dalam riwayat yang lain ia mengatakan: “Pintu-pintu Jahannam ada tujuh, sebagiannya berada di atas sebagian yang lain. Pada level pertama akan penuh lebih dulu, kemudian yang kedua, lalu yang ketiga, hingga semua penuh berisi penghuni. Pintu-pintu itu dibuka lebar-lebar seolah-olah tak sabar hendak menerkam dan memangsa, ketika orang-orang kafir digiring menuju kepadanya. Setelah mereka masuk melaluinya, maka disitulah mereka dikurung dan disiksa selama-lamanya. Allah SWT berfirman:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukalah pintu-pintnya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini? Mereka menjawab: Benar (telah datang). Tetapi telah pasti berlaku ketetapan adzab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): Masuklah pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. Az-Zumar: 71-72)

Setelah mereka semua masuk ke dalam neraka melalui pintu-pintu itu, memenuhi neraka yang amat pedih siksanya, pintu-pintu itu segera ditutup rapat-rapat. Sehingga tidak ada lagi harapan bagi mereka untuk dapat keluardari neraka. Seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.” (QS. Al-Balad: 19-20)

Mengenai ditutupnya pintu-pintu neraka, setelah dimasuki oleh semua penghuninya, juga dijelaskan di dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Humazah berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekai-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka. (Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.” (QS. Al-Humazah: 1-9)

Sebelum datangnya hari kiamat pintu-pintu neraka itu di buka, namun pada saat-saat tertentu ditutup. Sebagaimana yang diisyaratkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut ini:

Yang artinya: ”Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila bulan Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, sedangkan pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan diikat (belenggu).” (Muttafaq ‘Alaih)

Abu Hurairah juga meriwayatkan hadits lainnya, bahwa Nabi SAW bersabda: “Ketika malam pertama bulan Ramadhan setan-setan dan jin-jin yang jahat diikat, pintu-pintu neraka ditutup, sehingga tidak ada satu pintupun yang dibuka dari pintu-pintu neraka. Sedangkan pintu-pintu surga dibuka, sehingga tidak ada satupun pintu dari pintu-pintu surga yang ditutup.” (HR. Tirmidzi)

H. Tingkatan-Tingkatan Neraka

Tingkatan kepedihan siksaan dan derajat panasnya api neraka itu bertingkat-tingkat. Siksaan yang ditimpakan kepada penghuni neraka antara suatu kelompok dengan kelompok yang lain tidaklah sama. Ada penduduk neraka yang menduduki tempat di tingkat yang paling keras siksanya, yaitu mereka yang berada di kerak neraka, suatu tingkat (darakat) yang paling dahsyat siksanya. Mereka inilah yang mengalami tingkat penyiksaan yang paling pedih dan paling sengsara. Tingkatan yang berada di atasnya lebih ringan bila dibandingkan dengan ada di bawahnya, begitu seterusnya, sampai pada tingkatan yang paling atas. Hal ini, sebagaiamana dijelaskan dalam ayat berikut ini:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka.” (QS. An-Nisa’: 145)

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam menyatakan bahwa tingkatan-tingkatan surga menuju ke atas, semakin ke atas semakin tinggi kenikmatan dan derajatnya. Sedangkan tingkatan-tingkatan neraka menuju ke bawah, semakin ke bawah semakin hina dan semakin keras siksanya. Oleh sebab itu penyebutan tingkatan surga diistilahkan dengan ad-darajat, sedangkan untuk penyebutan tingkatan neraka diistilahkan dengan ad-darakat.

Ayat di atas menyisyaratkan bahwa neraka itu semakin rendah atau semakin ke dalam, semakin tinggi derajat kepanasan dan kepedihan siksanya. Mereka yang berada di tingkatan yang paling dalam adalah yang paling berat dan paling pedih siksanya. Tingkat yang paling dalam ini ditempati oleh orang-orang munafik, sebagaimana dijelaskan dalam ayat tersebut.

Tingkat siksaan yang ditimpakan pada masing-masing penghuni neraka itu, tentu sesuai dengan tingkat kedurhakaan dan dosa-dosa yang dilakukan. Semuanya mendapatkan balasan yang seimbang dengan kejahatannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 132)

Dalam ayat lain disebutkan:

Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka

Yang artinya: ”Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah.”
(QS. Ali Imran: 162-163)

Para ulama salaf mengkualifikasikan tingkatan-tingkatan neraka sesuai dengan para penghuninya dalam kategori berikut:

— Pertama, tingkat paling atas, sebagai tempat orang-orang yang berdosa dari penganut agama tauhid (Islam).

— Kedua, tingkat kedua dari atas sebagai tempat untuk menyiksa kaum Yahudi.

— Ketiga, sebagai tempat untuk menyiksa orang-orang Nasrani.

— Keempat, neraka tempat untuk menyiksa kaum Shabi’in.

— Kelima, neraka tempat untuk menyiksa orang-orang Majusi.

— Keenam, neraka tempat untuk menyiksa kaum musyrikin Arab.

— Ketujuh, neraka tempat untuk menyiksa orang-orang munafik.

Ada pula riwayat yang menjelaskan bahwa pembagian tingkatan nereka itu sebagai berikut:

Pertama: Neraka tingkat pertama dari atas sebagai tempat dari umat Nabi Muhammad yang melakukan dosa besar, hingga mati belum bertobat. Yaitu orang-orang fasik, yang tidak mau mengerjakan shalat, enggan mengeluarkan zakat, tidak berpuasa, orang-orang yang berzina, orang-orang yang membunuh seseorang tanpa hak, dan orang-orang yang memakan harta haram.

Kedua: Neraka tingkat kedua dari atas, menjadi tempat bagi golongan orang-orang Nasrani.

Ketiga: Neraka tingkat ketiga dari atas, merupakan tempat untuk menyiksa golongan orang-orang Yahudi.

Keempat: Neraka tingkat keempat dari atas, menjadi tempat untuk menyiksa orang-orang Shabi’in, yaitu orang-orang yang mempertuhankan dan menyembah bintang-bintang.

Kelima: Neraka tingkat kelimadari atas merupakan tempat untuk menyiksa orang-orang Majusi, dan orang-orang yang mempertuhankan dan menyembah api.

Keenam: Neraka tingkat keenam dari atas merupakan tempat untuk menyiksa manusia dan jin yang musyrik.

Ketujuh: Neraka tingkat ketujuh yang merupakan tingkat neraka yang paling dalam dan paling dasar serta paling pedih siksanya, menjadi tempat bagi orang-orang munafik.

Namun demikian, ada sebagian ulama yang tidak sependapat dengan pembagian tingkatan-tingkatan neraka tersebut. Mereka berpandangan bahwa nama-nama neraka itu, Jahannam, Lazha, Huthamah, dan lainnya adalah sebatas pengistilahan dari pengertian neraka secara keseluruhan dan bukan sebagai pembagian atas tingkatan-tingkatannya. Sedangkan mengenai siksaan yang diterima bagi penghuninya memang berbeda-beda menurut kekafiran dan kadar dosa-dosanya.

Ada pula yang berpendapat bahwa tingkatan nerak itu sesuai dengan nama-namanya sebagai berikut:

Sumber: Judul Buku: Kedahsyatan Siksaan dan Rintihan Para Penghuni Neraka
Penyusun: Moh Samsi Hasan

<<<< Sebelumnya | Selanjutnya >>>>

About Iwan Lemabang

Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa.

Posted on 2014/11/15, in Pustaka Islam. and tagged . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment